Banyak hal yang masih menjadi misteri tentang semut, iya kan?
Kayak, semut sih jenis kelaminnya apa? terus semut sih punya kuping ngga? suaranya gimana? dan banyak sekali.
Beberapa orang pun banyak yang jadi tertarik buat neliti tentang semut, dan benar saja.
“seseorang meneliti bahwa semut itu bisa menebak jarak dengan cara menghitung jejak langkahnya.”Jadi dia itu buat ngebuktiinnya awalnya dibiarin tuh semut nyari air yang sengaja ditetesin di meja, nah cepet ketemunya, abis itu kakinya disambungin biar makin panjang, eh si semut ga nyampe-nyampe ke tempat air itu. kejauhan mulu.
Wah, ini penelitinya kejam ya. Coba kalo dia jadi si semut yang lagi kehausan eh malah dikerjain gitu. Tapi bukan itu sih intinya yang mau saya sampaikan, jadi intinya itu. Saya merasa kalau peneliti ini menikmati hidupnya, hal gitu aja ia tekuni dan nikmati. Mungkin emang bagi orang lain tidak penting.
Mungkin emang di dunia ini ada banyak sekali hal yang dianggap tidak penting, namun bagi beberapa orang menjadi terasa penting karena ditekuni. Saya jadi bersyukur telah membaca artikel seperti itu, namun sayangnya lupa saya bacanya dimana.
Abis itu saya jadi berpikir bahwa dunia itu ga selalu tentang yang penting-penting saja, kadang yang selama ini ada dan dianggap tidak penting juga dibutuhkan.
Saya juga jadi menghargai hal-hal yang tadinya dianggap tidak penting, misalnya bagian biru karet penghapus, ucapan selamat pagi dari karyawan alpamaret, teori bumi datar, kampanye politik, mobilejen, dan skripsi.
Terimakasih Tuhan karena diberi kesempatan hidup di dunia ini.