Baca! Untuk para istri, ketahuilah hal ini!

Bagi banyak orang, mungkin kata-kata berikut tidak asing, karena banyak yang berkata bahwa ada
“bekas isteri, bekas suami, bekas kekasih”
banyak juga yang berkata bahwa tidak ada kata
“bekas anak, bekas ibu”

Ya, memang begitu adanya. Namun marilah untuk tidak banyak berprasangka dengan makna kata tersebut.
Dan coba kita renungkan cerita berikut.

Cerita tentang seorang profesor yang melakukan riset kecil terhadap mahasiswa-mahasiswanya yang sudah berkeluarga.
Profesor tersebut meminta 1 orang mahasiswa untuk maju ke depan papan tulis.
“Tuliskan 10 nama orang yang paling dekat denganmu”, perintah profesor itu.

Lalu mahasiswa itu menuliskan 10 nama ; ada tetangga, orang tua, istri, anak, rekan kerja, saudara, dst..

Setelah semua 10 nama tertulis,

Profesor kemudian berkata, “Sekarang silakan pilih 7 orang di antara 10 nama tersebut yang kamu benar-benar ingin hidup terus bersamanya”

Mahasiswa itu lalu mencoret 3 nama.

Profesor berkata lagi, “Silakan coret 2 nama lagi”

Tinggalah 5 nama yang tersisa.

Profesor : “Coret lagi 2 nama”
Sehingga hanya tersisa 3 nama --ibu, anak, dan istri--

Suasana kelas kini jadi hening,

Profesor itu juga cukup lama membiarkan keheningan itu, sehingga semua orang mengira semuanya sudah selesai dan tak ada lagi yang harus dipilih..

Namun tiba-tiba profesor berkata : ”Silakan coret 1 nama lagi!”
Mahasiswa itu tertegun untuk sementara waktu, lalu dengan perlahan ia mengambil pilihan yang amat sulit, dan mencoret nama “IBU”nya!!
Suasana semakin hening,

Profesor berkata lagi : “Silakan coret 1 nama lagi!!”

Hati sang mahasiswa semakin bingung,

Suasana kelas semakin tegang,

Mereka semua juga berpikir keras mencari pilihan yang terbaik.

Mahasiswa itu kemudian mengangkat spidolnya dan dengan sangat lambat ia mencoret nama
“ANAK”nya!!!

Bersamaan dengan itulah sang mahasiswa tidak kuat lagi membendung air matanya dan ia pun MENANGIS,

Awan kesedihan meliputi hingga seluruh sudut ruang kelas,

Setelah suasana lebih tenang, akhirnya sang profesor bertanya
Profesor : 
“Kenapa kamu tidak memilih orang tua yang membesarkanmu?!? Tidak juga anak yang adalah darah dagingmu ?!? Kenapa kamu memilih Istri ? Toh istri bisa dicari lagi kan ?! ”
Semua orang di dalam kelas terpaku, dan menunggu jawaban dari mulut sang mahasiswa itu,

Lalu mahasiswa itu berkata lirih : 
“Seiring waktu berlalu, orang tua saya harus pergi dan meninggalkan saya, demikian juga anak saya, jika dia sudah dewasa lalu menikah, artinya dia pasti meninggalkan saya juga,Akhirnya, orang yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini , bahkan dengan sabar dan setia mendampingi dan mensupport saya di saat tertatih dan terseok-seok berjalan menghadapi  himpitan kehidupan hanyalah “ISTRI” saya yang selalu ada.”
Setelah menarik napas panjang dia melanjutkan,
img src: pixabay

“Orang tua dan anak bukanlah saya yang memilih, tapi TUHAN yang menganugerahkan....Sedangkan ISTRI saya sendirilah yang memilihnya, dari sekian wanita yang ada dan saya kenal”
Dari cerita di atas, kita dapat mengambil hikmahnya. Meski ada kata “MANTAN ISTRI, MANTAN SUAMI, MANTAN KEKASIH” namun bukan berarti bahwa “ISTRI, SUAMI, KEKASIH” bisa dengan mudah untuk dilepaskan dan dijadikan mantan. Karena pada akhirnya orang tersebutlah yang benar-benar bisa menemani, sampai usia senja, atau bahkan sampai menghembuskan nafas terakhir.